Thursday, December 29, 2011

Rambu Pernikahan 12

Kiranya kita keliru kalau menetapkan pikiran bahwa kebahagiaan adalah soal rasa senang, terhibur, dan tersanjung.

"Happiness" berakar pada kata Inggeris kuno “hap”, yang berarti “kesempatan” atau “takdir”. Makna itu kemudian berkembang menjadi “apa yg sedang terjadi entah baik atau buruk”. Tampak bahwa kebahagiaan adalah masalah sikap atau cara pandang terhadap apa yg terjadi. Kebahagiaan adalah bagaimana kita menyikapi apa pun yg sedang terjadi atau yg akan terjadi.

Dengan pemahaman ini, kita mahfum mengapa kemalangan dan kemiskinan materi tidak menghalangi orang menikmati kebahagiaan. Sebaliknya keberuntungan dan kekayaan materi tidaklah menjamin adanya kebahagiaan. Dalam konteks hubungan pasangan suami-isteri, kebahagiaan bukanlah hasil akhir yang dicari-cari, melainkan bentuk penghayatan batin akan proses jatuh-bangun itu sendiri.

Sikap dan cara pandang (paradigma) sangat menentukan apakah kita adalah orang yang bahagia atau tidak.

Stephen Covey bilang: "Kalau mau perubahan kecil dalam hidup, ubahlah perilaku. Tapi kalo menghendaki perubahan besar, ubahlah paradigma".