Sunday, March 22, 2009

Perhentian 9


YESUS JATUH KETIGA KALINYA DI BAWAH SALIB

Kami menyembah sujud kepada-Mu, Kristus, serta memuji Engkau. 
Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.

Saat itu....

Tempat penyaliban sudah tampak. Namun karena letihnya badan dan jalan yang semakin menanjak, Yesus jatuh lagi. Ia tersungkur tak berdaya di atas batu-batu tajam. Darah segar dari luka-luka-Nya kembali mengucur membasahi batu dan debu jalanan. Yesus tetap pada ketaatan¬Nya; mati di salib.

Saat ini....

Dalam hidup perkawinan, salib berat yang membuat kita jatuh berulang-ulang adalah kekecewaan. Kita masuk ke dalam bahtera perkawinan dengan pelbagai khayalan dan mimpi indah. Seiring berlalunya waktu, topeng-topeng kepribadian semasa pacaran terlepas dari wajah kita berdua. Itulah kenyataan yang pasti dan seharusnya terjadi. Berhadapan dengan itu, kita merasa pasangan kita sudah berubah; dia tidak seperti yang dulu lagi. Kita kecewa dan berusaha mengubahnya, tapi tidak bisa. Sebenarnya justru inilah saat kita menapaki hidup perkawinan YANG SESUNGGUHNYA. Inilah saat kita hidup menginjak tanah, bukan lagi melayang di awan mimpi. Kita ditantang untuk berani mencintai pasangan kita apa adanya. Seturut teladan Yesus, bangun lagi! Jadikan kekecewaan ini kebebasan akan kelekatan dari mimpi dan khayalan yang tak nyata. Jadikan kekecewaan ini sebagai jalan bagi cinta yang lebih tegar, yang dilandasi dengan pengenalan diri satu sama lain apa adanya.

Doa:

Tuhan Yesus, kami mendoakan semua keluarga yang putus asa dan kehilangan pegangan dalam membina kerukunan hidup bersama. Tabahkanlah hati mereka jangan sampai hanyut oleh penderitaan dan kegagalan. Bimbing dan semangatilah mereka supaya tetap berhati luhur, sabar dan tekun bangkit lagi untuk membimbing keluarga menjadi persekutuan kudus seperti yang Engkau kehendaki.

Kasihanilah Tuhan, kasihanilah kami. 
Allah, ampunilah kami, orang berdosa.

Bila hatiku gelisah
Karna dosa atau susah
Ulurkanlah tangan-Mu.