Sunday, March 22, 2009

Perhentian 10


PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN

Kami menyembah sujud kepada-Mu, Kristus, serta memuji Engkau. 
Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.

Saat itu....

Di hadapan banyak orang yang menonton suatu penghukuman, Yesus ditelanjangi dengan kasar. Padahal pakaian-Nya sudah lengket pada luka-Nya yang mulai mengering. Pelucutan itu menyebabkan luka yang kering berdarah lagi. Pakaian-Nya direnggut dan dibagi-bagikan di antara para prajurit. Hanya tinggal selembar kain penutup aurat dan mahkota duri yang menghiasi diri-Nya.

Saat ini....

Kejadian serupa terjadi pula dalam bahtera perkawinan. Ketika topeng-topeng kepribadian terlepas alamiah, kita anggap sebagai dinamika. Namun ketika dilucuti dengan paksa, kita terluka. Ia bagaikan pakaian yang masih melekat di luka yang belum kering. Pelucutan paksa menyebabkan luka berdarah lagi. “Kau egois, mau menang sendiri dalam segala hal. Mengapa kau tidak berubah?” Suami isteri saling tuduh, saling mengumpulkan kesalahan pasangan. Relasi dan komunikasi semakin jauh tak terjembatani. Ketika salah satu atau keduanya menemukan orang di luar bahtera yang enak bicara dan pengertian, lampu merah menyala. Padahal, bila orang yang enak bicara dan pengertian itu masuk dalam bahtera perkawinannya, bukankah dia juga akan mengalami hal yang sama? Apakah dia tetap akan menjadi orang yang pengertian dan enak bicara? 

Doa:

Tuhan Yesus, kami pun tidak luput dari kejahatan para serdadu Romawi yang menelanjangi-Mu. Kerap kami terlalu mementingkan diri sendiri sehingga martabat dan harga diri pasangan dikorbankan. Bantulah kami untuk menyadari kekurangan ini dan berusaha memperbaikinya. Semoga karena rahmat-Mu, kami masing-masing tidak mencari kebahagiaan semu di luar bahtera, melainkan lebih membuka diri terhadap pasangan untuk memperbaiki relasi dan komunikasi yang lebih bermutu di antara kami.

Kasihanilah Tuhan, kasihanilah kami.
Allah, ampunilah kami, orang berdosa.

Pakaian-Mu dibagikan
Jubah utuh diundikan
Martabat-Mu dihina