Thursday, December 29, 2011

Ucapan Yesus yang Mengagetkan dan Membingungkan (4)


“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku dating bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” (Mat 10,34)

Bah, kalau ditelan bulat-bulat, ucapan ini bakalan bertabrakan dengan banyak petuah suci untuk menebarkan cinta dan perdamaian di bagian lain Kitab Suci. Ketika bayi Yesus lahir, orang-orang Majus datang dari jauh-jauh untuk menyembah Raja Damai. Ia juga mengajarkan jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan kalau ada orang tampar pipi kanan, sekalian kasih saja pipi kiri. Berbahagialah orang yang membawa damai, kata Yesus entah di mana. (yang suka hafal ayat, silakan cari sendiri). Dan rasanya, masih banyak lagi ayat-ayat senada lainnya.

Saya pikir, sama seperti ledekan “orang mati menguburkan orang mati”, ucapan ini pun terbingkai dalam konteks syarat pemuridan yang keras. Lukas memakai kata yang lebih halus: “pertentangan” daripada pedang. Anggota keluarga yang tidak setuju anak atau saudaranya pergi meninggalkan keluarga untuk mewartakan Kerajaan Allah tentu akan mengganggap bahwa misi Yesus jelas membawa pertentangan. Hal ini dijelaskan Matius dalam ayat selanjutnya. Kedatangan Yesus bisa saja menyebabkan orang terpisah dari ayahnya, anak perempuan terpisah dari ibunya, menantu dari mertuanya, dan seterusnya. (untuk kasus tertentu, konsekuensi ketiga ini malah dicari-cari, hahahah).

Singkat cerita (panjang-panjang, ntar malah gak dibaca), kalau Yesus bilang, Dia datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang, yang dimaksudkan ialah bahwa pertentangan itu merupakan akibat  kedatangan-Nya, dan bukan tujuan kedatangan-Nya. Itulah risiko atau konsekuensi yang mungkin akan menimpa para murid-Nya. Bagus juga sejak awal seseorang diwanti-wanti dulu tentang beratnya risiko menjadi murid, daripada menyesal di kemudian hari.