Thursday, December 29, 2011

Rambu Pernikahan15: Pernikahan Melulu Suka, Tidak Ada!

Kira-kira 13 tahun yang lalu, saya menonton film Titanic, sebuah film tragedi-romantik garapan James Cameron yang menurut banyak iklan wajib ditonton oleh pasangan yang memadu cinta. Saya ikut dan menontonnya bersama mantan pacar. Seperti biasa, saya tertidur di sandaran bahu mantan pacar ketika para awak dan penumpang kapal sibuk menyelamatkan diri. Dan... terbangun ketika seorang nenek tua mengakhiri cerita tragisnya.

Banyak orang tergila-gila dengan film ini. Ada yang setelah menonton di bioskop, merasa harus membeli VCD-nya untuk diputar berulang-ulang. Bahkan ada yang beli 2 set. Satu set dipakai untuk diputar berulang-ulang atau meminjamkannya kepada teman. Satu set yang lain dibiarkan tetap utuh dengan plastik tersegel untuk disimpan di tempat terhormat di rak CD.

Cameron memang berhasil mengarahkan pusat perhatian penonton pada sosok Jack (Leonardo di Caprio) dan Rose (Kate Winslet) mengalahkan adegan menyeramkan dan mengerikan di mana ribuan penumpang tewas terlempar atau melorot jatuh ketika badan kapal patah dua. Kisah cinta mereka berdua teramat indah untuk diganggu oleh aneka prahara. Pada pandangan pertama Rose terhadap Jack, dia langsung terpesona. Pesona berkembang menjadi kerinduan. Dan kerinduan berubah menjadi cinta. Ya, ya, ya... hampir semua film romantis memperlihatkan proses yang kurang lebih sama. Cinta mereka luar biasa; cinta yang buta (tidak melihat) hal-hal yang tak dapat diterima pada diri pasangannya. Cinta yang hanya ada suka, canda, dan tawa.

Sayangnya, cinta seperti ini tidak ada dalam dunia nyata kita. Silakan, jika Anda ingin memperolehnya dalam dunia utopia. Cilakanya, banyak orang terkecoh dan terpesona dengan cinta seperti ini. Mendambakan dan memburunya hingga ke Samudera Atlantika. Keterpesonaan seperti ini “membunuh” banyak relasi yang sebetulnya masih cukup sehat dan baik. Mereka merasa mutu hubungan yang dimiliki masih kurang menurut ukuran ala Titanic. Mereka bermimpi untuk menjadi Jack dan Rose yang bebas memadu gairah asmara tanpa harus memikirkan nafkah, kerja, belanja, memasak, membayar tagihan kartu kredit, hingga jadwal membuang sampah. Kisah cinta dan/atau pernikahan model tukang mimpi seperti ini, malangnya, harus karam bersama kapal Titanic di samudera dunia nyata.