Sunday, March 22, 2009

Perhentian 6


VERONIKA MENGUSAPI WAJAH YESUS

Kami menyembah sujud kepada-Mu, Kristus, serta memuji Engkau. 
Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.

Saat itu....

Keringat dan darah terus mengucur dari kepala dan wajah Yesus. Debu jalan mengaburkan penglihatan-Nya. Sementara tangan-Nya sendiri diikat, lemas tak berdaya. Di antara orang banyak yang mengikuti jalan salib Yesus, ada seorang wanita bernama Veronika. Tanpa merasa takut dicap sebagai sahabat orang terhukum dan terkutuk, Veronika maju mendekati Yesus dan menyeka wajah-Nya yang berlumuran darah. Wajah sengsara yang bersimbah darah itu terlukis pada saputangan Veronika secara mengagumkan.

Saat ini....

Setelah sekian tahun hidup berkeluarga, perhatian dan cinta bisa menjadi hambar. Sapaan dan teguran kasih dirasa tidak perlu lagi. Segala sesuatu dirasa biasa, hilang maknanya. Dalam situasi seperti ini, tidak mengherankan bila hidup dialami sebagai salib yang amat berat. Mengapa kita tidak menjadi Veronika yang baru dalam perkawinan kita? Sapaan kasih, untaian senyum, dan perhatian kita, meskipun sederhana, namun amat bermakna bagi suami atau isteri kita yang sedang dilanda nestapa. Perkawinan adalah titik start untuk saling membahagiakan, bukan kontrak instan tanpa usaha dari kedua belah pihak. Bahkan jika perkawinan dilangsungkan di surga, orang harus tetap bertanggung jawab atas pemeliharaannya. 

Doa:

Tuhan Yesus Kristus, ajarilah kami bahasa cinta sejati. Bukalah hati kami supaya peka terhadap kebutuhan pasangan. Bangkitkanlah semangat kami untuk memelihara hidup perkawinan kami hari demi hari. Bimbing kami untuk membaktikan hidup pada-Mu dengan pelayanan saling mengabdi dalam hidup perkawinan kami. 

Kasihanilah Tuhan, kasihanilah kami.
Allah, ampunilah kami, orang berdosa.

Cinta bakti pada Tuhan
Hanya dapat dibuktikan
Dengan saling mengabdi