Monday, March 30, 2009

Perhentian 14


YESUS DIMAKAMKAN

Kami menyembah sujud kepada-Mu, Kristus, serta memuji Engkau. 
Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.

Saat itu....

Iringan-iringan orang setia menghantar jenazah Yesus ke tempat pemakaman. Kedukaan dan kesedihan menyelimuti mereka. Menurut anggapan manusiawi, jelas ini merupakan suatu kegagalan, musnahlah harapan, lenyaplah kebanggaan akan seorang tokoh pembawa damai dan keselamatan. Namun iman kita mengajarkan bahwa Yesus turun ke tempat penantian dunia orang mati, lalu pada hari ketiga, Ia bangkit mendobrak pintu alam maut. Dan dengan demikian mulailah fajar hidup yang baru. Dengan kebangkitan-Nya, terbukalah rahasia terdalam yang menjadi pertanyaan setiap insan. Inilah makna dari segala penderitaan yang melanda hidup Yesus; bangkit untuk mengalami puncak keberadaan-Nya sebagai Allah dan Manusia.

Saat ini......

Tak ada mawar tak berduri, tak ada kebahagiaan tanpa derita. Semua perkawinan yang langgeng selalu dipenuhi dengan pengalaman suka dan duka yang silih berganti. Bahagia atau tidak bahagia tergantung cara kita memaknai aneka peristiwa. Kesabaran dan ketabahan menanti penyelenggaraan ilahi, akan membimbing kita kepada kepenuhan janji perkawinan kita. Penderitaan yang kita alami bersama pasangan, akan menjadi apa yang disebut oleh Alm. Bapa Suci Yohanes Paulus II sebagai “salvifici doloris”; penderitaan yang menyelamatkan. 

Doa:

Tuhan Yesus Kristus, kisah hidup-Mu sebagai Manusia yang begitu berat, mengagumkan, sekaligus mengerikan sekarang sudah berakhir. Semoga kami Kauberi iman yang sejati agar kami tidak hanya terpaut pada kesan dan peristiwa lahiriah, melainkan selalu peka untuk melihat makna yang tersembunyi dalam setiap peristiwa derita. Dengan demikian, apa yang tampak sebagai kutuk dapat dilihat sebagai rahmat; sial menjadi mujur; gelap menjadi terang. Semoga setiap kali kami mengalami kegagalan dan kekecewaan dalam membina keluarga, kami tidak putus asa, melainkan selalu bangkit dengan harapan dan semangat baru.

Kasihanilah Tuhan, kasihanilah kami.
Allah, ampunilah kami, orang berdosa.

Jenazah-Nya dimakamkan
Rebah dalam penantian
Menyongsong kemuliaan

PENUTUP

Marilah kita dengan perlahan dan penuh penghayatan mengucapkan DOA TOBAT:

Allah yang Maharahim,
aku menyesal atas dosa-dosaku,
sebab patut aku Engkau hukum,
terutama sebab aku telah menghina Engkau,
yang Mahamurah dan Mahabaik bagiku.
Aku benci akan segala dosaku,
dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu
hendak memperbaiki hidupku
dan tidak akan berbuat dosa lagi.
Allah, ampunilah aku, orang berdosa.