Thursday, July 24, 2008

Bunda Maria dalam Al-Quran



Dalam Al-Quran, tidak ada seorang pun wanita yang namanya disebut (dipanggil) oleh Allah, kecuali Maria (=Maryam). Al-Quran juga memuat kisah wanita saleh lainnya. Namun hanya disebutkan sifat atau julukannya saja (misalnya istri Ibrahim dan istri Nuh), bukan namanya. Islam menempatkan Maria pada posisi yang amat mulia. Ironinya, sebagian jemaat Kristen, yang mengakui Putra Maria sebagai Tuhan, mengabaikannya.

Maria Dipilih untuk Menjadi Bunda Almasih
Panggilan untuk menjadi Bunda Almasih disampaikan melalui Malaikat Jibril (Gabriel) dalam ayat suci yang berbunyi: “Dan ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu,…” (QS. Ali Imran 3:42-43). Pilihan atas Maria dilanjutkan dengan penyampaian kabar gembira: “…Hai Maryam, sesungguhnya Allah memberikan kabar gembira kepadamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat….” Maryam berkata, “Ya Tuhanku bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.” Allah berfirman, ”…. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata, “Jadilah”, maka jadilah dia.” (QS. Ali Imran 3:47). Maryam dalam ketaatan sempurna mengamini panggilan ini kendati muskil bagi akal budi manusia. “Dan Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya serta Kitab-kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.” (QS. at-Tahrim 66:12). Ketaatan Maryam ditunjukkan dalam kata “membenarkan” yang berarti meyakini dan menerima dengan sepenuh hati.

Kata “memilih” (Ishthifâ’) menunjukkan pemilahan. Sejak awal Maryam dilahirkan sebagai wanita pilihan. Dia diciptakan sebagai wanita yang terhindar dari kekurangan, ditafsirkan sebagai malaikat yang berwujud manusia. Allah memilihnya dari antara para wanita agar menjadi tempat kandungan bagi Almasih tanpa campur tangan seorang lelaki. Dalam tindakan “menyucikanmu” tidak disebut obyek penyucian. Ini berarti penyucian Allah mencakup segala hal. Kata ini berfungsi menerangkan kata sebelumnya (memilih). Kata keterangan kedua adalah “melebihkan” (kamu atas seluruh wanita). Hal ini menunjukkan bahwa Maryam lebih mulia dari seluruh wanita dunia. Di sini juga tidak disebutkan sisi tertentu kemuliaan. Ini berarti Maryam lebih mulia dan unggul dalam segala sisi.

Turunnya malaikat menemui Maryam menunjukkan posisi istimewanya di hadapan Allah. Ini menunjukkan pemuliaan Allah terhadap Maryam dengan memberinya “kelayakan” yang tidak diberikan kepada siapa pun sebelumnya, kecuali kepada para nabi. Al-Quran bahkan memberitakan tentang sejumlah malaikat (bukan hanya satu) yang diutus untuk menyampaikan pelbagai risalah Ilahi kepadanya. Dia disebut sebagai wanita maksum yang berarti orang yang terjaga dari (tindakan) kesalahan dan dosa. Maryam merupakan wanita maksum pertama di dalam sejarah yang disebutkan oleh nas Al-Quran. Nama Maryam disebutkan lebih dari 30 ayat yang terdapat dalam lebih dari 20 surah. Angka ini menduduki rekor pertama melebihi kesaksian buku suci mana pun di dunia. Sungguh, terpujilah engkau, Bunda Suci, di antara semua wanita.

Lianto (Publikasi: Majalah Duta Mei 2007)
Sumber: Ridha Shadr, Firman-firman Yesus: Bukan Manusia Biasa

No comments: