Thursday, December 29, 2011

Rambu Pernikahan 6

Semakin terlarang, semakin merangsang. Itulah sebabnya orang merasa WIL/PIL-nya lebih fantastik. Perasaan bahwa dirinya telah mengorbankan banyak hal untuk cinta terlarang justru meningkatkan gairah cinta itu sendiri. Pelaku cinta terlarang bahkan mendiskreditkan pasangan resmi dan memastikan bahwa "cinta baru" inilah cinta sejati,... cinta tanpa memiliki.

Dengan mimik mengharukan, pelaku cinta terlarang mendramatisasi kesejatian cinta dgn kata-kata: "Biarlah tetap begini, kembalilah pada isteri/suamimu, cinta sejati tokh tidak memiliki". Padahal, bisa jadi, dia memang dari awal menghendaki untuk tidak memiliki, sebab tindakan memiliki akan diikuti oleh sejumlah pengorbanan. Mendengar puisi tadi, perasaan mengharu-biru.... rasanya tidak mau lepas lagi....

Pada dasarnya cinta tanpa memiliki adalah cinta yg paling tidak bertanggung jawab. Cinta yg hanya mau mereguk kemanisannya, tanpa peduli dengan pengorbanannya. Umumnya memang, orang tidak atau kurang menghargai apa yang dimilikinya. Segera setelah sesuatu dimiliki, sesuatu akan kehilangan harganya. Cinta baru yg fantastik pun akan kehilangan harga bila telah dimiliki. Semua yg baru, pada suatu saat akan menjadi lama,..

Sesuatu yg belum dimiliki dan baru akan didambakan dan terus mengisi pikiran. Setelah dimiliki, sama seperti yg lalu-lalu, segera menjadi biasa dan membosankan. Daripada teruzzz mencari cinta baru di luar pernikahan, lebih baik kita tekun membarui yang ada. Secuil kebaikan pasangan jauh lebih NYATA daripada sejuta mimpi dan buaian angin surga dari PIL/WIL kita.