Sahabat di luar pernikahan lebih enak bicara??
Jangan terkecoh. Barangkali si sahabat dapat menjadi teman yang enak
bicara dan sabar mendengarkan bagi Anda, tapi tidak bagi isteri/suami
mereka. Seperti halnya isteri/suami kita juga sering kita anggap sulit
diajak membina komunikasi yang sehat. Mengapa?
Tatkala
pasangan kita mencoba membagikan keluh kesah, kesedihan, kegagalan, dan
kekesalan dalam hidup kepada kita, apa yg terjadi? Mekanisme pembelaan ego
kita langsung bekerja. Kita merasa bahwa kitalah sasaran tembak. Kita
merasa, pasangan sedang membeberkan kelemahan dan ketidakmampuan kita
dalam memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya. Kondisi ini membuat kita
tidak bisa mendengarkan lebih jauh. Rasionalisasi, argumentasi, dan
sejuta alasan kita cari untuk memberikan penjelasan. Padahal pasangan
kita hanya mau berbagi, hanya mau cerita, tanpa tendensi apa-apa.
Badai
menerpa tatkala orang mulai mencari orang di luar bahtera untuk diajak
bicara. Dan pasti, orang itu dapat menjadi pendengar yang setia. Karena
keluh-kesah sama sekali tidak berkenaan dengan dirinya. Dia dapat
memberikan berbagai petuah saleh yang meneduhkan jika diperlukan. Dia
bisa melakukan segalanya termasuk memberikan bahu utk sandaran kepala.
Anda
keliru jika menganggap orang ini lebih baik dan lebih enak diajak
bicara dibandingkan pasangan resmi Anda. Kalo gak percaya, coba kawini
saja dia. Keesokan harinya, Anda akan mendapati pribadi yg mungkin
lebih buruk dari isteri/suami Anda sebelumnya.
Tugas pertama cinta adalah mendengarkan (Paul Tillich)