Semakin terlarang, semakin merangsang. Itulah sebabnya orang merasa
WIL/PIL-nya lebih fantastik. Perasaan bahwa dirinya telah mengorbankan
banyak hal untuk cinta terlarang justru meningkatkan gairah cinta itu
sendiri. Pelaku cinta terlarang bahkan mendiskreditkan pasangan resmi
dan memastikan bahwa "cinta baru" inilah cinta sejati,... cinta tanpa
memiliki.
Dengan mimik mengharukan, pelaku cinta terlarang
mendramatisasi kesejatian cinta dgn kata-kata: "Biarlah tetap begini,
kembalilah pada isteri/suamimu, cinta sejati tokh tidak memiliki".
Padahal, bisa jadi, dia memang dari awal menghendaki untuk tidak
memiliki, sebab tindakan memiliki akan diikuti oleh sejumlah
pengorbanan. Mendengar puisi tadi, perasaan mengharu-biru.... rasanya
tidak mau lepas lagi....
Pada dasarnya cinta tanpa memiliki
adalah cinta yg paling tidak bertanggung jawab. Cinta yg hanya mau
mereguk kemanisannya, tanpa peduli dengan pengorbanannya. Umumnya
memang, orang tidak atau kurang menghargai apa yang dimilikinya. Segera
setelah sesuatu dimiliki, sesuatu akan kehilangan harganya. Cinta baru
yg fantastik pun akan kehilangan harga bila telah dimiliki. Semua yg
baru, pada suatu saat akan menjadi lama,..
Sesuatu yg belum
dimiliki dan baru akan didambakan dan terus mengisi pikiran. Setelah
dimiliki, sama seperti yg lalu-lalu, segera menjadi biasa dan
membosankan. Daripada teruzzz mencari cinta baru di luar pernikahan,
lebih baik kita tekun membarui yang ada. Secuil kebaikan pasangan jauh
lebih NYATA daripada sejuta mimpi dan buaian angin surga dari PIL/WIL
kita.